Menghibahkan Harta: Prosedur dan Ketentuan yang Perlu Diketahui

Bagi pemilik aset rumah dan tanah, memberikan harta tersebut kepada orang lain melalui proses hibah adalah hal yang biasa dilakukan. Proses ini sering dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Namun, dalam melakukan hibah, ada beberapa hal mendasar yang perlu dipahami agar tidak melanggar hak orang lain.

Definisi Hibah

Hibah merupakan pemberian cuma-cuma dari seseorang yang memiliki harta kepada orang lain. Notaris Muhammad Firdauz Ibnu Pamungkas menjelaskan bahwa hibah adalah proses yang membutuhkan pemahaman akan ketentuan hukum yang berlaku.

Proporsi Pembagian Harta

Sebelum melakukan hibah, penting untuk diketahui bahwa harta yang dihibahkan tidak boleh melebihi sepertiga dari seluruh harta orang tua. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi hak ahli waris lainnya. Jika harta yang diberikan melebihi batas tersebut, ahli waris memiliki hak untuk mengajukan permintaan kembali.

Persetujuan Ahli Waris

Dalam proses hibah, orang tua perlu mendapatkan persetujuan dari para ahli waris, termasuk anak-anaknya. Hal ini penting karena harta yang diberikan berkaitan dengan pembagian harta waris di masa depan. Persetujuan dari pasangan juga diperlukan dalam beberapa kasus.

Pembagian Waris

Selama orang tua masih hidup, pemberian harta disebut sebagai hibah. Namun, jika orang tua telah meninggal dunia, proses pengalihan hak properti tersebut disebut sebagai warisan. Harta yang diterima oleh salah satu anak akan dihitung sebagai bagian dari warisan yang akan diterima saat orang tua meninggal.

Proses hibah dan warisan memiliki perbedaan yang perlu dipahami dengan baik untuk menghindari masalah di kemudian hari. Pastikan untuk memahami prosedur dan ketentuan yang berlaku sebelum melakukan hibah properti.

Jika memiliki pertanyaan terkait rumah, tanah, atau properti lainnya, detikProperti siap membantu menjawabnya. Kamu bisa mengirim pertanyaan melalui link ini.

Semoga informasi ini bermanfaat!